Sejarah dari Andrey Dolgov, Kapal Pencuri Ikan yang Telah 10 Tahun Menangkap Ikan Secara Ilegal
IDWS, Selasa, 19 Februari 2019 - Kapal Andrey Dolgov atau juga dikenal sebagai STS-50 dan Sea Breeze 1 berhasil dibekuk di Selat Malaka, perairan Indonesia pada 6 April 2018. Kapal pencuri ikan ini terkait dengan organisasi kriminal internasional asal Rusia dan telah diburu oleh otoritas maritim dari berbagai negara selama 10 tahun terakhir.
Andrey Dolgov pada awalnya bukanlah kapal pencuri ikan. Dibangun pada 1985, kapal sepanjang 54 meter itu dirancang sebagai kapal pancing tuna jenis longline di galangan kapal Kanasashi Zosen, pelabuhan Shimizu, Jepang. Ia berlayar dengan nama Shinsei Maru No 2 dan beroperasi bertahun-tahun lamanya secara legal di bawah naungan bendera Jepang di Samudra Pasifik dan Hindia untuk memancing ikan tuna bagi perusahaan makanan asal Jepang Korporasi Maruha Nichiro.
Kapal itu kemudian berganti kepemilikan beberapa kali setelah tahun 1995 sebelum kemudian berlayar di bawah naungan bendera Filipina dengan nama Sun Tai 2 pada kisaran 2008 di mana ia bergabung dengan armada penangkapan ikan Republik Korea. Kapal ini kembali mengalami pergantian kepemilikan setidaknya empat kali hanya dalam jangka waktu setahun, termasuk di antaranya Korporasi STD Fisheries dan Mr Boo-in Park.
Pada satu waktu antara tahun 2008 dan 2015, kapal ini tampak telah dirombak ulang menjadi kapal penangkap ikan tootfish Antartika yang sanggup beropeasi di Samudra Selatan yang terkenal ganas dan menyimpang ikan dalam jangka panjang. Ikan toothfish adalah ikan yang dihargai sangat mahal oleh restoran-restoran terkemuka di dunia hingga kadang disebut sebagai "emas putih" karena harganya. Akan tetapi untuk menangkap ikan ini dibutuhkan lisensi khusus.
Kapal Andrey Dolgov yang telah jadi buron sejak 10 tahun silam. (Foto: Sea Shepherd)
Di saat kapal ini telah dicurigai melakukan penangkapan ikan ilegal selama setidaknya 10 tahun, ia pertama kali menarik perhatian pihak otoritas maritim global pada Oktober 2016 ketika para pejabat Cina mengetahui kapal ini tengah menurunkan ikan toothfish yang mereka tangkap secara ilegal. Pada saat itu, kapal ini telah berganti nama menjadi Andrey Dolgov dan mengibarkan bendera Kamboja serta dioperasikan oleh sebuah perusahaan yang terdaftar di Belize, sebuah negara kecil yang terletak di barat laut Meksiko.
Setahun sebelumnya kapal ini tertangkap kamera di lepas pantai Punta Arena, ujung selatan dari wilayah Patagonian di Chile, mengindikasikan bahwa Andrey Dolgov menangkap ikan di Samudra Selatan.
Sayagnya sebelum otoritas Cina mengambil tindakan, Andrey Dolgov kabur melintasi Samudra Hindia. Kali ini mereka telah dicap sebagai IUU — Ilegal, tak dilaporkan, dan tak penangkapan ikan tanpa izin. Hal ini membuatnya kemudian ditolak masuk ke pelabuhan di Republik Mauritius.
Pada Januari 2017, kapal ini kembali berganti nama, kali ini sebagai Sea Breez 1 di bawah bendera Togo. Togo kemudian mencoret kapal ini dari registrasi, akan tetapi seiring dengan kapal tersebut meloncat dari pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya, ia kembali mengganti namanya. Kali ini menjadi AYDA.
Ketika tiba di suatu pelabuhan, para kru AYDA memperlihatkan dokumen palsu untuk menyamarkan identitas mereka dan mengklaim kapal mereka berasal dari setidaknya 8 negara, termasuk Togo, Nigeria dan Bolivia.
Taktik yang digunakan Andrey Dolgov termasuk taktik umum yang digunakan untuk menghindari kecurigaan. Mereka berulang kali memalsukan identitas dan mengklaim berasal dari suatu negara yang tidak memiliki undang-undang perikanan sehingga mereka tidak bisa dijadikan subyek dari perjanjian perikanan internasional manapun.
Ikuti kisah seru operasi perburuan Andrey Dolgov di artikel selanjutnya.
(stefanus/IDWS)
Sumber: BBC.com