Duterte Usulkan Mengganti Nama Negara Filipina Menjadi Maharlika Demi Melepas Bayang-Bayang Penjajahan
IDWS, Selasa, 19 Februari 2019 - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengusulkan agar suatu hari, nama negara Filipina diubah menjadi "Maharlika" untuk meninggalkan koneksi dengan era penjajahan dulu.
Usul Duterte ini dibuat berdasarkan keinginan almarhum diktator Filipina, Ferdinand Marcos yang dulu juga ingin mengubah nama negara itu. "Maharlika" sendiri berarti "Kaum Bangsawan" dalam bahasa Filipino.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Foto: Toshifumi Kitamura/Pool via Bloomberg)
Nama Filipina sendiri datang dari nama raja Spanyol King Phillip II. Negara ini memang pernah dijajah oleh Spanyol selama 300 tahun lamanya.
Presiden Senat Filipina Tito Sotto kurang mendukung ide Duterte tersebut karena mengganti nama negara berarti menulis ulang konstitusi negara serta mengakibatkan perubahan yang teramat masif yang dapat menelan biaya pun waktu. Selain soal nama negara, Duterte juga tengah mendorong perubahan dalam piagam kenegaraan Filipina untuk berubah ke sistem pemerintahan federal.
Suatu hari nanti, ayo kita ganti [nama negara Filipina]. [Ferdinand] Marcos benar. Ia ingin menggantinya ke Maharlika karena itu adalah bahasa melayu. — Rodrigo Duterte, dilansir dari Bloomberg pada Senin (11/2/2019).
Pecinta lingkungan Gina Lopez (kiri) dan Senator Panfilo Lacson (tengah bawah) merupakan orang-orang yang mendukung usul Duterte mengubah nama Filipina menjadi Maharlika. (Sumber: Uela Altar-Badayos)
Ferdinand Marcos yang tergulingkan dari kekuasaannya lebih dari tiga dekade lalu pertama kali mengusulkan perubahan nama tersebut untuk mempromosikan nasionalisme Filipina di bawah hukum militer.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Bloomberg