Raja Malaysia Mendadak Mundur dari Takhta, Benarkah Karena Menikahi Wanita Rusia?
IDWS, 8 Januari 2019 - (Eks) Agong Malaysia, Sultan Muhammad V resmi melepaskan jabatannya, dilansir dari pengumuman istana negara Malaysia pada hari Minggu (06/01) sekaligus mengakhiri spekulasi akan status dari sang monarki seiring dengan dua bulan lamanya ia absen.
Muhammad V bersama dengan istri barunya, Oksana Voevodina. (scmp.com/Instagram)
Perkembangan dramatis di mana istana negara Malaysia tidak memberi alasan jelas, bisa dipastikan mengejutkan masyarakat yang mayoritas menghormati penguasa turun-temurun dari negeri Jiran tersebut dan tidak terbiasa dengan sistem pemerintahan modern yang berseberangan dengan pemerintahan monarki.
Dilansir dari scmp.com, istana negara mengeluarkan pertanyaan yang berbunyi:
Yang Mulia telah resmi mengutarakan keputusan ini (untuk melepas takhtanya) kepada raja-raja Malaysia lewat sebuah surat yang ditujukan kepada sekretaris Majelis Raja-Raja. Sang Raja (Sultan Muhammad V), selama masa kekuasaannya, telah bekerja keras demi memenuhi kewajiban dan kepercayaan yang dibebankan padanya sebagai seorang Kepala Negara, bekerja sebagai jangkar stabilitas, sumber dari keadilan, inti dari persatuan dan pelindung dari persatuan rakyat.
Dalam pernyataan dari Muhammad V, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada sultan-sultan Melayu lainnya yang memilih dirinya sebagai Yang di Pertuan Agong pada Desember 2016, dan juga kepada Perdana Menteri serta pemerintahan yang telah bekerja sama dengannya mengurus negara.
Spekulasi terus bergulir bak jamur di musim hujan atas mundurnya Sultan Muhammad V dari takhta Agong Malaysia. (Foto: AP)
Majelis Raja-Raja adalah suatu pertemuan dari 9 sultan Melayu dan tokoh-tokoh masyarakat. Malaysia merupakan negara monarki konstitusional di mana beberapa penguasa (sultan) dan pemerintah menjalankan peran mirip seperti Ratu di Inggris Raya. Title "Agong" yang berarti "Raja dari para Raja" ditunjuk untuk bertugas dengan durasi 5 tahun dan kemudian akan berotasi dengan sultan-sultan lain dalam Majelis Raja-Raja.
(Sumber: hype.me/Twitter)
Muhammad V, sultan dari negara bagian Kelantan, ditunjuk sebagai Yang di Pertuan Agong pada akhir tahun 2016. Pria 49 tahun lulusan Universitas Oxford tersebut absen dari jabatannya selama dua bulan pada bulan November 2018 dan baru kembali pada tanggal 1 Januari 2019, dan banyak pertanyaan mengapung perihal absennya Muhammad V tersebut.
Pada sebuah konferensi pers hari Jumat (04/01), Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengaku tak tahu menahu akan status dari sang raja, meski ia juga mendengar berbagai rumor yang beredar.
Muhammad V absen dari tugas-tugasnya dengan alasan kesehatan. Media-media asing melaporkan bahwa ia menikahi ratu kecantikan Rusia Oksana Voevodina dalam selang waktu ia absen — meski belum ada konfirmasi dari yang bersangkutan atau istana negara Malaysia.
Spekulasi tersebut memuncak ketika pada Jumat (04/01), harian lokal Inggris, The New Strait Times melaporkan bahwa Majelis Raja-Raja mengadakan sebuah pertemuan yang bersifat "mendadak dan langka" pada Rabu (02/01) malam.
Mohd Amar Nik Abdullah, wakil kepala kementerian dari kursi Muhammad V di negara bagian Kelantan, menuturkan pada Kamis (03/01) bahwa ia maupun administrasinya sama sekali tidak pernah mendengar mengenai pertemuan tersebut.
Menurut konstitusi Kelantan, istri dari Sultan (disebut Raja Perempuan) haruslah seorang wanita Muslim Melayu, sehingga pernikahan Muhammad V dengan Oksana Voevodina bisa dibilang bertentangan dengan konstitusi Kelantan, yang berujung pada munculnya spekulasi alasan pengunduran diri Muhammad V dari jabatan Agong dikarenakan pernikahan tersebut.
Setelah Muhammad V melepas jabatannya sebagai Agong, maka dilihat dari sistem rotasi yang ada maka Agong berikutnya seharusnya adalah Sultan dari Pahang, meski Majelis Raja-Raja punya kekuatan untuk merubah urutan suksesi tersebut. (stefanus/IDWS)
Sumber: scmp.com