Hot News: Facebook Kembali Terkena Skandal dan Dituduh Membocorkan Data Pengguna Kepada Berbagai Perusahaan Besar Lainnya
IDWS, Kamis, 20 Desember 2018 - Facebook dan beberapa firma teknologi terbesar di dunia lainnya dikritik tajam pada hari Rabu (19/12/2018) karena gagal mengungkapkan hingga seberapa jauh mereka kebijakan pembagian data mereka membuat data para pengguna bocor ke pihak ketiga. Lebih jauh lagi, terungkap bahwa Facebook ternyata "membocorkan" lebih banyak data pengguna mereka dari yang sebelumnya diduga.
Saham Facebook langsung anjlok hingga 7,3% seiring dengan kabar tersebut, ditambah dengan sebuah tuntutan hukum dari Jaksa Agung Washington D.C., kepada mereka terkait kebijakan pembagian data pengguna.
Dilansir dari The New York Times, yang mewawancarai lebih dari 60 orang termasuk mantan pegawai dan rekan kerja sama Facebook serta mantan pejabat pemerintah plus advokat privasi, selama bertahun-tahun, Facebook rupanya telah menyuplai beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia dengan akses ke data pribadi dari para penggunanya lebih banyak dari yang sebelumnya diungkap oleh perusahaan sosial media raksasa itu, yang berarti membebaskan partner-partner bisnis mereka tersebut dari kebijakan privasi (privacy policy) Facebook sendiri.
Hal tersebut tercantum secara detail dalam ratusan lembar dokumen Facebook yang berhasil didapatkan oleh The New York Times. Catatan itu dibuat pada 2017 oleh sistem internal Facebook yang melacak partnership, dan menyediakan gambaran paling lengkap akan praktek pembagian data dari perusahaan sosial media yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu.
Pendiri sekaligus CEO dari Facebook saat menjawab pertanyaan para senat Amerika Serikat. (Aaron P. Bernstein/Reuters)
Pembagian data para pengguna Facebook memang ditujukan untuk menguntungkan semua pihak, namun di saat yang sama Facebook juga memiliki kekuatan luar biasa besar akan informasi personal dari 2,2 milyar penggunanya dengan sedikit ketransparanan.
Facebook memperbolehkan mesin pencari milik Microsoft, Bing untuk melihat daftar nama dari teman-teman setiap pengguna Facebook tanpa persetujuan pengguna. Selain itu Facebook juga memberi Netflix dan Spotify kemampuan untuk membaca pesan pribadi (private message/PM) dari para penggunanya.
Jaringan sosial media raksasa tersebut juga mengizinkan Amazon untuk mendapatkan nama dan informasi kontak dari pengguna Facebook lewat teman-teman mereka, serta membiarkan Yahoo melihat postingan dari teman-teman setiap pengguna Facebook sejak musim panas ini, padahal pada pernyataan publik mereka Facebook mengaku sudah menghentikan pembagian data seperti itu.
Ini adalah kali kedua Facebook terjerat masalah terkait keamanan privasi dan data para penggunanya. Sebelumnya Facebook juga diguncang oleh skandal Cambridge Analytica, sebuah firma konsultan politik yang secara tidak pantas menggunakan data-data pengguna Facebook yang didapatkan mereka untuk membantu kampanye Donald Trump pada tahun 2016 silam.
Seiring dengan merosotnya saham Facebook ini, sekelompok pemegang saham Facebook telah menyerukan agar Mark Zuckerberg turun dari posisinya sebagai chairman. Para pemegang saham Facebook juga telah mengajukan tuntutan hukum yang menuduh bahwa para eksekutif Facebook telah gagal mengaplikasikan keamanan privasi. (Stefanus/IDWS)
Sumber: The New York Times