Hambali Pernah Jadi 'Korban' Penyiksaan Interogasi di Penjara Rahasia CIA
Jakarta - Ridwan Isamuddin alias Hambali, tokoh Al Qaeda yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat, pernah ditahan selama tiga tahun di tempat rahasia sebelum dibawa ke Guantanamo. Disebut-sebut, dia pernah menghuni penjara rahasia CIA di Yordania.
Berdasarkan dokumen pemberitaan detikcom pada tahun 2003-2004, Kementerian Luar Negeri Indonesia kala itu sudah mendengar kabar bahwa Hambali ditahan di Yordania. Saat itu, Juru bicara Kemlu Marty Natalegawa memastikan akan menelusuri kabar tersebut.
"Masalah besar yang belum dipenuihi oleh pihak AS adalah akses bagi kita sendiri dan bahkan untuk memberikan yang bersangkutan kepada Indonesia," kata Marty.
Berita yang beredar saat itu, Hambali termasuk dari 14 anggota senior Al Qaeda yang dibawa Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat ke penjara rahasia Yordania. Mereka ditahan di sana agar para pemeriksa bisa mengorek keterangan dengan metode interogasi yang menggunakan cara-cara kekerasan, yang dilarang diterapkan di penjara AS.
Informasi mengenai penahanan tokoh-tokoh top Al Qaeda ini diungkapkan oleh harian Israel, Haaretz, Rabu (13/10/2004) lalu. Harian ini mengutip sumber-sumber intelijen. Kabar ini semakin terkonfirmasi setelah kini laporan senat AS menguak praktik penyiksaan tahanan tersebut.
Presiden AS George W Bush pernah mengakui keberadaan penjara rahasia CIA di sejumlah negara. Bahkan Eropa bereaksi keras atas masalah ini. Dia juga mengakui selama tiga tahun ini Hambali ditahan di penjara tersebut. Namun pada tahun 2006, Hambali dan tersangka teroris kelas kakap lainnya telah dipindahkan ke penjara Guantanamo di Kuba.
Selain Hambali, 14 tersangka terorisme itu adalah Khalid Sheikh Mohammed alias Mukhtar, Abu Zubaydah, Ramzi bin al-Shibh, Mustafa Ahmad al-Hawsawi, Lillie alias Mohammed Nazir Bin Lep, Walid bin Attash alias Khallad, Majid Khan, Abd al-Rahim al-Nashiri, Abu Faraj al-Libi, Zubair, Ahmed Khalfan Ghailani, Gouled Hassan Dourad, dan Ali Abd al-Aziz Ali. Khalid Sheikh Mohammed merupakan arsitek serangan teroris 11 September 2001 lalu.
Sementara Hambali, pernah dilukiskan Bush sebagai tokoh Al Qaeda yang menjadi sahabat dekat Khalid Sheikh Mohammed. Hambali pernah disebut Bush sebagai tersangka terorisme yang membahayakan dan mematikan. Hambali selama ini juga dikenal sebagai tokoh di balik kasus bom-bom di Indonesia. Hambali ditangkap aparat Thailand pada 15 Agustus 2003. Setelah ditangkap, Hambali yang warga Indonesia ini tidak diberikan kepada pemerintah Indonesia, tapi malah dibawa pemerintah AS.
Pemerintah Indonesia telah berupaya dan meminta izin agar aparat Indonesia bisa menemui Hambali untuk memeriksa. Namun, pemerintah AS selalu menolak memberikan akses kepada penyidik Indonesia untuk bertemu Hambali. AS hanya memberikan akses kepada penyidik Indonesia untuk memeriksa Hambali secara tertulis. Pemerintah AS juga menyembunyikan tempat penahanan Hambali. Karena itulah, selama ini tempat penahanan Hambali misterius. Dengan pernyataan Bush itu, maka selama 3 tahun ini, setelah dirinya ditangkap, Hambali yang asli Cianjur, Jawa Barat itu ternyata mendekam di tahanan rahasia CIA.
Sebenarnya, isu tahanan rahasia CIA di luar negeri ini pernah dibocorkan oleh harian the Washington Post bulan November tahun 2005. Tapi, pemerintah AS tidak pernah membenarkan atau pun menyangkalnya. Namun kini, lewat laporan Senat AS semuanya jadi terbuka.