Ibu Kota Beiret, Libanon dihebohkan dengan salah satu pengungsi yang datang dari Palestina. Salah satu wartawan asal Islandia, Gissur Simonarson melihat langsung pemandangan yang membuat hati terenyuh. Bagaimana tidak, Geissur berpapasan dengan seorang bapak berjalan dengan menggendong gadis kecilnya sambil menjajakan dagangannya. Dagangan yang mungkin tak ada nilainya lagi tapi bermanfaat buat yang masih sekolah. Dia menjajakan bolpoin.
Wartawan yang tadinya sedang meliput Ibu Kota Beirut, Libanon itu langsung memburu lelaki tua itu. Geissure pun berkenalan dengannya. Orang tua itu bernama Abdul dan gadis yang dibawanya di pangkuannya itu anak kandungnya yag bernama Reem. Ternyata mereka merupakan pengungsi Palestina yang sudah lama tinggal di Kamp Yarmouk,Suriah.
Hati siapa yang tidak terenyuh dengan perjuangan hidup Abdul, akhirnya Geissure dengan inisiatif membantu ayah dana nak itu dangan membuka akun donasi melalui situs online. Proyek yang disebut "Mari Kita Bantu Abdul dan Reem Menata Hidupnya Kembali" berhasil menarik perhatian banyak publik khususnya mereka yang sukabermain di media jejaring sosial.
Postingan yang diunggah 28 Agustus 2015 itu mulai disebarkan sebanyak 3.500 pengguna jejaring sosial di seluruh sunia. Bahkan setelah berita ini dilayangkan, total sumbangan untuk Abdul dan putrinya melampaui USD 129.883 (setara Rp 1,8 miliar) hasil urunan dua ribu orang lintas negara. Uang yang terkumpul jauh dari harapan awal Gissur yang cuma menargetkan USD 5.000.
Abdul yang tidak tahu menahu aksi wartawan baik hati itu sangat terkejut mengetahui bahwa dia dibantu ribuan orang dari seluruh dunia. Abdul mengaku pada awalnya dia bersama istri dan anaknya akan pergi ke Mesir jika situasi Suriah tidak kondusif. Tapi, ditengah jalan sang istri justru memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya lagi. Karena terlanjur sampai di Beirut, Abdul bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Termasuk menjual bolpoin di jalanan yang dia lakukan.